Saya
suka menulis, tapi itu bukan modal yang cukup untuk menjadi penulis hebat. Harus
ada usaha dan hasil riil yang menyertainya. Maksudnya adalah, kamu punya karya
yang kontinyu, berkualitas dan karya itu bisa dinikmati orang dan mempunyai manfaat. Bagiku itulah
kepuasan menjadi penulis. Dan lebih-lebih kalau karya itu ‘mencetak’ uang. :D
Seperti
tekadku mulai semester ini, yang kebetulan mata kuliah tinggal dua atau empat
SKS saja. Aku bertekad kalau aku akan lebih serius untuk menulis. Tidak hanya
untuk majalah kampus tetapi juga untuk media massa umum.Yah... meskipun belum pernah sama sekali artikelnya muat di media massa.:( Mau aku digambleng kayak Bang Togar ke Alif. Hahah
Pikiran
revolusioner itu tidak muncul begitu saja. *ceileeh. Aku sangat terinspirasi dengan
tulisan dari Ahmad Fuadi. Penulis dari trilogi Negeri 5 Menara. Ia yang seorang
jurnalis, dan membuat novel degan latar belakang jurnalis-santri. Aku merasa
sangat dekat dengan setting cerita itu. Setidaknya mempunyai hobi yang sama,
menulis dan mencari ilmu. Hehe
Ya. Ia membuatku tergugah untuk tidak hanya
menulis di presma (pers mahasiswa). Salah satunya perkataan Bang Togar kepada
Alif “jangan hanya jadi jago kandang” dalam Ranah 3 Warna.
Ada juga
penggalan dari Imam Ghozali, yang Fuadi tulis dalam Rantau 1 Muara. Kurang lebih
kata-katanya seperti ini : kalau kalian bukan anak raja atau perdana menteri
maka menulislah, maka kalian akan dikenang orang.
Kemudian ada lagi, kira-kira kalimatnya seperti ini, "menulis itu bikin awet muda. Karena karya akan tetap ada, meski penulisnya tiada."
Kemudian ada lagi, kira-kira kalimatnya seperti ini, "menulis itu bikin awet muda. Karena karya akan tetap ada, meski penulisnya tiada."
Keajaiban
menulis yang lain adalah, saat Alif mengikuti seleksi duta muda. Saat itu ia
disuruh menampilkan kesenian Indonesia. Alif sadar kemampuannya pas-pasan tetapi
dengan membawa 30 artikelnya yang dimuat di Koran. Ia ‘menyumpal’ para
penyeleksi beasiswa. Dan akhirnya ia lolos untuk pergi ke Kanada secara gratis.
(menjadi salah satu impianku juga #study abroad. Mungkinkah?)
Tentu
saja masih banyak ‘keajaiban’ menulis yang ditulis Fuadi. Termasuk menemukan belahan jiwa. Haha.
Dan semoga man yazra’ yahsud orang yang menanam akan menuai- dari usaha menulis ini tidak akan sia-sia. Amin.
Dan semoga man yazra’ yahsud orang yang menanam akan menuai- dari usaha menulis ini tidak akan sia-sia. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar